Saudaraku, mungkin anda mengira bahwa Mujahir yang akan kita bahas kali ini adalah nama sebuah ikan yang tidak masuk surga ? Tentu tidak, Mujahir yang akan kita bahas bukanlah Ikan Mujair namun sebuah prilaku tercela yang disebutkan oleh Rasulullah SAW, yaitu Mujahir. Mujahir adalah orang-orang yang terang-terangan tanpa malu menampakan kemaksiatannya didepan publik. Wahai saudara-saudari …

Kenapa Mujahir tidak bisa masuk surga mujahir adalah

Saudaraku, mungkin anda mengira bahwa Mujahir yang akan kita bahas kali ini adalah nama sebuah ikan yang tidak masuk surga ? Tentu tidak, Mujahir yang akan kita bahas bukanlah Ikan Mujair namun sebuah prilaku tercela yang disebutkan oleh Rasulullah SAW, yaitu Mujahir. Mujahir adalah orang-orang yang terang-terangan tanpa malu menampakan kemaksiatannya didepan publik.

Wahai saudara-saudari seiman, marilah kita bermusahabah sejenak. Pernahkah kita bertanya pada diri kita sendiri, apa makna sesungguhnya dari perilaku mujahir dalam pandangan Islam? Kata mujahir berasal dari kata jahr dalam bahasa Arab, yang artinya terang-terangan atau menampakkan. Dalam kehidupan sehari-hari, perilaku mujahir adalah sikap yang sangat berbahaya, karena seseorang dengan sengaja menampakkan dosa dan maksiatnya kepada orang lain tanpa merasa malu atau menyesal. Padahal, dalam agama ini, menjaga kehormatan diri dan menutup aib adalah bagian dari akhlak yang mulia. Islam mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berusaha menjaga diri dan kehormatan kita. Allah SWT berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nur: 19)

Sebagai umat yang beriman, kita diajak untuk selalu merenung tentang bagaimana menjaga diri dari dosa dan memperbaiki diri apabila kita terjatuh ke dalamnya.

Mujahir, Apa yang Menyebabkan Jauh dari Ampunan Allah SWT ?

Mari kita lihat lebih dalam, apakah yang dimaksud dengan mujahir itu? Sungguh, kata ini merujuk pada seseorang yang dengan sengaja menampakkan maksiatnya. Di tengah-tengah masyarakat, ia merasa tidak ada masalah untuk menceritakan dosanya kepada orang lain, bahkan merasa bangga. Padahal, setiap dosa yang dilakukan, meskipun kecil, adalah sebuah aib yang harusnya kita sembunyikan dari pandangan manusia, apalagi di hadapan Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
“Setiap umatku akan mendapatkan ampunan, kecuali mujahirin.” (HR. Bukhari)

Hadits ini adalah peringatan yang begitu jelas bagi kita. Bagaimana mungkin kita bisa mengharap ampunan jika kita terus terang-terangan dalam memperlihatkan dosa? Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang tersembunyi di dalam hati kita?

Mujahir adalah

Saudaraku, Allah adalah Maha Pengampun, namun kita harus memahami bahwa setiap dosa yang dilakukan terang-terangan akan mendatangkan akibat. Tidak hanya berdampak pada diri kita sendiri, tetapi juga pada masyarakat. Maka, hukuman bagi seorang mujahir dalam Islam tidak hanya berbicara tentang hukum dunia, tetapi juga tentang akibat di akhirat yang sangat pedih.

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nur: 19)

Bukan hanya ancaman berupa hukuman fisik yang mengerikan, tetapi juga ancaman bagi hati kita yang semakin keras. Dalam diri seorang mujahir, ada rasa tak peduli terhadap Allah yang Maha Mengetahui.

Namun, alangkah indahnya Islam, di mana setiap manusia yang ingin kembali pada-Nya diberi kesempatan untuk bertobat. Orang yang bertaubat dengan sungguh-sungguh, meskipun pernah melakukan maksiat besar, tidaklah dihukum seperti seorang mujahir. Allah SWT membuka pintu taubat yang sangat lebar, bahkan lebih lebar dari dosa-dosa kita. Seorang yang bertaubat tidak akan pernah disebut sebagai mujahir, karena ia merasa menyesal dan ingin memperbaiki diri. Allah berfirman dalam Al-Qur’an,

وَمَن تَابَ وَعَمِلَ صَارِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا
“Dan siapa yang bertobat dan beramal shalih, maka sesungguhnya ia bertaubat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya.”
(QS. Al-Furqan: 71)

Maka, marilah kita renungkan sejenak, apabila kita terjatuh dalam dosa, tidaklah ada alasan untuk tidak bertaubat. Allah, Tuhan kita yang Maha Pengampun, selalu menunggu hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya dengan hati yang tulus.

Baca Juga :
Tajassus, Dosa Besar Menghancurkan Kehormatan Muslim

Dampak Negatif dari Perilaku Mujahir

Saudaraku, tak ada yang lebih berbahaya daripada mujahir yang terus terang-terangan dalam perbuatan maksiatnya. Ia bukan hanya merusak diri sendiri, tetapi juga memberi contoh buruk kepada orang lain. Jika perbuatan itu terus disebarkan, maka kebaikan akan hilang, dan kemungkaran akan menguasai hati setiap orang. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.,

لَا تَظْهَرُ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ حَتَّى يَعْمَلُوا بِهَا إِلَّا فَعَلُوا بِهَا حَتَّى يَعُمُّهُمْ الرِّجْزُ
“Tidaklah perbuatan zina dan riba itu telah tampak secara terang-terangan di suatu kaum, kecuali mereka telah menghalalkan azab Allah bagi mereka sendiri” (HR. Ibnu Majah)

Akan tetapi, meski dosa seberat apapun, Allah tetap memberi harapan kepada hamba-Nya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an,

وَمَن تَابَ وَعَمِلَ صَارِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا
“Dan siapa yang bertobat dan beramal shalih, maka sesungguhnya ia bertaubat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya.” (QS. Al-Furqan: 71)

Tidak ada yang mustahil di hadapan Allah. Pintu taubat terbuka lebar bagi setiap kita. Marilah kita bertaubat, memperbaiki diri, dan kembali kepada Allah dengan hati yang penuh harap.

Sungguh, Kita Semua Punya Kesempatan untuk Memperbaiki Diri

Saudaraku, marilah kita merenung dan berdoa agar kita dijauhkan dari perilaku mujahir dan selalu diberi kekuatan untuk memperbaiki diri. Sesungguhnya, Allah adalah Tuhan yang Maha Penyayang, dan setiap detik adalah kesempatan untuk kembali kepada-Nya. Jangan biarkan dosa dan maksiat merenggut hati kita. Ingatlah bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni jika kita kembali kepada-Nya dengan hati yang ikhlas.

Marilah kita saling mengingatkan dan memperbaiki diri, menutup aib, dan menjaga kehormatan kita, agar kita tidak menjadi orang-orang yang dikecualikan dari rahmat-Nya. Semoga Allah memudahkan kita semua untuk selalu berada dalam jalan yang diridhoi-Nya. Semoga artikel ini bisa memberi manfaat dan menjadi refleksi bagi kita semua.

Baqi Memorial Park
Baqi Memorial Park

Baqi Islamic Memorial Park merupakan kawasan pemakaman Muslim yang hadir untuk memenuhi kebutuhan lahan makam yang semakin langka. Baqi Memorial Park menjadi tempat kembali yang memberikan ketenangan jiwa bagi keluarga yang ditinggalkan.